Pemerintah, lewat Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, mengalokasikan dana Rp 18 miliar untuk pengembangan Wimax lokal di 2008. Dirjen Postel, Basuki Yusuf Iskandar mengungkapkan anggaran tersebut diambil dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2008.
"Ini salah satu komitmen Postel untuk memberikan peluang pada anak bangsa dalam mengembangkan industri manufaktur lokal," ujarnya dalam serah terima alat ukur telekomunikasi Wimax di Gedung Postel, Jakarta, Selasa (29/1/2008).
Menurut Basuki, kehadiran Wimax merupakan momentum bagi Indonesia untuk memajukan teknologi informasi dan industri manufaktur dalam negeri. "Kami melihat manufaktur dan TI sebagai driver atau penghela untuk mendukung industri hilir seperti konten. Saat ini, kalau dilihat dari sektor jasa kita cukup maju, cuma di sisi manufaktur kita nol!" tukas Basuki.
"Kalau momentum ini terlewatkan, berarti kita kehilangan satu dekade. Jadi biarpun kecil kontribusinya, tidak apa asalkan succesfull," Basuki menambahkan.
Basuki mengungkapkan, belanja modal di sektor telekomunikasi pada kurun waktu 2004-2005 mencapai sekitar Rp 40 triliun. Namun, kontribusi industri manufaktur nasional hanya 3 % dari itu, sedangkan yang merupakan produk asli nasional hanya 0,1 %-0,7% (Rp. 1,2 - 8,4 milyar).
( wsh / wsh )
"Ini salah satu komitmen Postel untuk memberikan peluang pada anak bangsa dalam mengembangkan industri manufaktur lokal," ujarnya dalam serah terima alat ukur telekomunikasi Wimax di Gedung Postel, Jakarta, Selasa (29/1/2008).
Menurut Basuki, kehadiran Wimax merupakan momentum bagi Indonesia untuk memajukan teknologi informasi dan industri manufaktur dalam negeri. "Kami melihat manufaktur dan TI sebagai driver atau penghela untuk mendukung industri hilir seperti konten. Saat ini, kalau dilihat dari sektor jasa kita cukup maju, cuma di sisi manufaktur kita nol!" tukas Basuki.
"Kalau momentum ini terlewatkan, berarti kita kehilangan satu dekade. Jadi biarpun kecil kontribusinya, tidak apa asalkan succesfull," Basuki menambahkan.
Basuki mengungkapkan, belanja modal di sektor telekomunikasi pada kurun waktu 2004-2005 mencapai sekitar Rp 40 triliun. Namun, kontribusi industri manufaktur nasional hanya 3 % dari itu, sedangkan yang merupakan produk asli nasional hanya 0,1 %-0,7% (Rp. 1,2 - 8,4 milyar).
( wsh / wsh )
No comments:
Post a Comment